Minggu, 08 Mei 2011

Sejarah Kamar Bedah

Dahulu prosedur operasi tidak selalu dilakukan dalam lingkungan khusus rumah sakit. Ahli bedah melakukan kunjungan rumah kalau dipanggil untuk memeriksa pasien. Di awal tahun1900an, perawat kamar operasi diminta untuk menyiapkan kamar atau ruangan yang sesuai yaitu ruangan dengan lalu-lintas yang minimal dan sedikit suara untuk prosedur operasi -biasanya ruang makan, tetapi kadang-kadang di dapur. Segalanya dikeluarkan dari kamar, terutama karpet,gantungan, gambar, dan juga mebel. Kamar diasapi dengan sulfur dioksida selama 12 jam jika sudah waktunya mau dipakai. Ini dilakukan dengan membakar 3 pon sulfur di periuk terbuat dari besi untuk tiap-tiap 1000 kaki kubik ruangan. Jendela dan pintu ditutup serapat mungkin. Ketika pengasapan telah selesai, tembok dan permukaan disikat dengan karbol 5% atau larutan soda panas. Von Esmarch menggambarkan pembersihan dinding meliputi proses penggosokan permukaan dengan roti halus.  Dia mendasarkan tindakan ini pada eksperimen pribadi. Jika waktu tidak cukup untuk dilakukan proses pengasapan/penyikatan, ruangan seharusnya telah di penuhi dengan uap dari ceret.

Linen dan handuk yang akan dipakai direbus selama 5 menit di larutan soda untuk digunakan sebagai spon. Kompor dan oven berguna sebagai alat sterilisasi. Batu bata tetap di oven untuk digunakan sebagai  alat penghangat bagi pasien anak yang kedinginan. Meja dapur atau ruang makan telah dialasi untuk digunakan sebagai meja operasi dan ditempatkan di bawah tempat lilin, dengan kepala mengarah ke jendela. Untuk kerahasiaan, kertas tisu yang berwarna putih digunakan didekat jendela dengan memakai adonan tepung. Banyak ahli bedah mempunyai lampu portable untuk digunakan didalam rumah yang mempunyai listrik. Ini sangat berguna di malam hari. Seprai tempat tidur putih dipaku ke semua tembok sebagai lapisan pelindung.

Lingkungan fisik sangat penting untuk ahli bedah. Suhu kamar harus dijaga pada suhu di 75 – 80° F dan tambahan alat untuk menghangatkan ruangan, seperti selimut hangat, botol air panas, dan batu bata hangat dibungkus dengan kain flanel. Disamping menyiapkan lingkungan, perawat kamar operasi diharuskan mempunyai 10 galon air steril yang panas dan 10 galon air steril yang dingin yang siap untuk digunakan. Termasuk  tugas perawat yaitu menyiapkan larutan garam steril dengan mendidihkan sebuah wadah besar yang berisi air dan menambahkan 2 sendok teh garam meja. Campuran direbus selama 30 menit kemudian disaring dengan menggunakan kapas yang sudah dipanggang sampai berwarna kecoklatan ke dalam botol steril. Gabus dipergunakan untuk menutup lubang. Terutama bila larutan disimpan untuk penggunaan yang akan datang, botol yang telah ditutup direbus selama 20 menit selama 3 hari berurutan. Ini dipercaya untuk mencegah tumbuhnya spora.

Sebagai kesimpulan dari prosedur pembedahan bahwa perawat kamar operasi diperlukan untuk membongkar, mendidihkan, mengeringkan, dan mengepak instrumen ahli bedah ke dalam tasnya. Ruangan dikembalikan ke keadaan semula dengan melepas atau mebuang lembaran-lembaran dari dinding dan mengeluarkannya untuk dicuci dan mengembalikan kembali karpet dan mebel ke posisi semula. Akhirnya perawat kamar operasi meninggalkan ruangan, keadaanya seperti waktu dia mau menggunakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar